30 November 2007

"Si Hijau Yang Nikmat"


27 November 2007

"Show must go on...."







Ckckckckc.....
Mungkin bagi beberapa orang yang sering jalan-jalan ke pantai Ria Kenjeran, ini adalah sebuah gambaran yang biasa...

Pasangan muda-mudi yang lagi dimabuk cinta, sedikitpun tak ada rasa risih atau malu-malu menunjukkan kemesraannya..

Bahkan meski ada orang yang lewat didekatnya...
Mungkin istilah "Dunia Milik Berdua" memang benar adanya...
Apapun yang terjadi......
"Show must go on...!!!"


"Titta"


Namanya Titta...
Gadis yang cantik dan sedikit pemalu..
Menjadi seorang TOP Model adalah impian terbesarnya...

"Sebuah Keluarga"

Sebuah impian bisa memiliki keluarga...
Berkumpul dengan orang-orang yang kita cintai
Saling memberi dan menerima tanpa pamrih
Menjadi tempat berlindung saat kita tak mampu berdiri sendiri
Sampai saat ini mungkin semua itu hanya sebuah impian....

Foto ini aku buat di Pantai Kenjeran.
Pada hari MInggu sekitar jam 05.00 pagi.
Biasanya seh gak bisa bangun pagi, tapi gak tau knapa waktu itu pengin banget hunting suasana pantai..

"Ice Cream Untuk Sang Kekasih"

Aku motret ini pas pertengahan bulan Pebruari. Waktu itu sebuah hotel di Surabaya melounching menu istimewanya untuk menyambut bulan penuh kasih sayang..

Sayang waktu aku motret cuman pake flash internal yang ada dikameraku, jadi bayangan yang muncul keras banget...

"GIGI"

Hehehehee...
Kalo yang ini vokalisnya GIGI...
Ampun banget motret group band yang satu ini, lebih enak motret Ebit G Ade ato PADI..
Mas Arman bener-bener kutu loncat....
Apalagi kalo lampu panggungnya jelek...
Yang ada cuman foto-foto bluring..
Untung GIGI masih punya lagu-lagu yang kalem...
Hunting foto bisa sedikit terselamatkan..

"Dokter GIGI"


Gak tau knapa, rasane hari ini membosankan banget..!!
Dan waktu berjalan sangat lamban..
Orang-orang yang aku temui hari ini pada *sambat semua.. (*mengeluh)
Pas udah masuk warnet dan udah ngunci motor, ternyata udah pada penuh...
Ganti warnet, ternyata jaringannya error terus...
Truss tiba-tiba ada 'penyakit' di komputerku....
Benar-benar hari yang membosankan...
Eh.. pas lagi buka-buka flashdisc ketemu ama foto ini...
Hehehe.... kayaknya hari ini pada lagi butuh dokter semua....
Ini foto seorang dokter gigi yang lagi memeriksa pasiennya.
Pemeriksaan ini dilakukan didalam mobil dalam acara periksa gigi gratis di depan Balai Pemuda..
Pernah gak bayangin jika gigi kita sebesar contoh gigi sang dokter...???

"Ester"


Pernah berpikir tuk pergi
Dan terlintas tinggalkan kau sendiri
Sempat ingin sudahi sampai disini
Coba lari dari kenyataan....
Tapi ku tak bisa jauh jauh darimu
Ku tak bisa jauh jauh darimu
Lalu mau apalagi..???
Kalau kita sudah gak saling mengerti...
Sampai kapan bertahan seperti ini..??
Dua hati bercampur emosi..
Tapi ku tak bisa jauh jauh jauh darimu
Ku tak bisa jauh jauh jauh darimu...
Sabar sabar sabar aku coba sabar..
Sadar sadar sadar seharusnya kita sadar...
Kau dan aku tercipta gak boleh berpisah....!!!

(Ku Tak Bisa : Slank)

23 November 2007

"Disebuah Lorong Pasar"

Disela-sela kesibukan pasar Pabean Surabaya, anak-anak ini selalu asyik dengan dunianya. Sebagai tempat jual beli bumbu-bumbu masak, pasar Pabean bukanlah tempat bermain yang sehat untuk anak-anak ini. Aroma menyengat dari bumbu dapur dan sampah yang berserakan sangatlah mengancam kesehatan mereka.

"Tiga Diva"

21 November 2007

"Rumah Masa Depan"


Ketika melihat sebuah pemakaman di daerah Keputih ini...
Aku menjadi teringat akan perjalanan dan akhir hidup manusia..
Pada saatnya nanti manusia akan berakhir di tempat seperti ini..

AKu jadi teringat cerita pewayangan yang dulu pernah aku baca..
Tentang ajaran Khrisna kepada Arjuna, ketika lelananging jagat ini mengalami kebimbangan dalam menghadapi perang Baratayudha yang maha dahsyat..

Ajaran itu dikenal dengan 'Bhagawadigita' atau 'Nyanyian Tuhan'....

Krishna:
Apa yang kusampaikan kepadamu bukanlah hal baru;
sudah berulang kali kusampaikan di masa lalu.

Arjuna:
Apa maksudmu dengan masa lalu? Kapan?

Krishna:
Dari masa ke masa, di setiap masa.
Sesungguhnya kita semua telah berulang kali lahir dan mati,
aku mengingat setiap kelahiran dan kematian.
Kau tidak, itu saja bedanya.

Setiap kali keseimbangan alam terkacaukan,
dan ketakseimbangan mengancam keselarasan alam,
maka “Aku” menjelma dari masa ke masa,
untuk mengembalikan keseimbangan alam.

“Aku” ini bersemayam pula di dalam dirimu,
bahkan di dalam diri setiap makhluk hidup,
segala sesuatu yang bergerak maupun tak bergerak.
Menemukan “Sang Aku” ini merupakan pencapaian tertinggi.

Dengan menemukan jati diri, Sang Aku Sejati,
segala apa yang kau butuhkan akan kau
peroleh dengan sangat mudah.
Berkaryalah dan Keberadaan akan membantumu.

Sesuai dengan sifat dasar masing-masing,
Manusia dibagi dalam 4 golongan utama.
Walau pembagian seperti itu,
Tidak pernah mempengaruhi Sang Jiwa Agung.

Para Pemikir bekerja dengan berbagai pikiran mereka.
Para Satria membela negara dan bangsa.
Para Pengusaha melayani masyarakat dengan berbagai cara.
Para Pekerja melaksanakan setiap tugas dengan baik.

Berada dalam kelompok manapun,
bekerjalah selalu sesuai kesadaranmu.
Jangan memikirkan keberhasilan maupun kegagalan.
Terima semuanya dengan penuh ketenangan.

Bila kau bekerja sesuai dengan kodratmu,
tidak untuk memenuhi keinginan serta harapan tertentu,
maka walau berkarya sesungguhnya kau melakukan persembahan.
Dan, kau terbebaskan dari hukum sebab akibat.

Tuhan yang kau sembah, juga adalah Persembahan itu sendiri.
Dalam diri seorang penyembahpun, Ia bersemayam.
Berkaryalah dengan kesadaran ini,
dan senantiaasa merasakan kehadiran-Nya.

Banyak sekali cara persembahan -
Ada yang menghaturkan sesajen dalam berbagai bentuk.
Ada pula yang menghaturkan kesadaran hewani pada
“Sang Aku” - sejati yang bersemayam di dalam diri.

Bila kau mempersembahkan kenikmatan dunia pada pancaindera,
maka kau menjadi penyembah pancaindera.
Bila kau mengendalikan pancaindera,
maka kau menyembah Kesadaran Murni di dalam diri.

Ada yang mempersembahkan harta, ada yang bertapa,
Ada yang berkorban, ada yang menjauhkan diri dari dunia,
Ada yang sibuk mempelajari kitab suci, ada yang berpuasa.
Apapun yang kau lakukan, lakukanlah dengan kesadaran!

Lakoni hidupmu seolah kau sedang melakukan persembahan.
Berkarya dengan penuh kesadaran, itulah Pengabdian.
Cara-cara lain hanya bersifat luaran.

Terlebih dahulu, raihlah kesadaran diri.
Bila kau tidak mengetahui caranya,
Belajarlah dari mereka yang telah sadar.
Untuk itu hendaknya kau berendah hati.

Orang yang sadar tidak pernah bingung.
Pandangannya meluas, penglihatannya menjernih,
ia yakin dengan apa yang dilakukannya,
Sehingga meraih kedamaian yang tak terhingga nilainya.

Arjuna:
Bila Pengendalian Diri dan Penemuan Jati Diri
merupakan tujuan hidup,
maka untuk apa melibatkan diri dengan dunia?
Aku sungguh tambah bingung.

Krishna:
Pengendalian Diri dan Penemuan Jati Diri
memang merupakan tujuan tertinggi.
Namun, kau harus berkarya untuk mencapainya.
Dan, berkarya sesuai dengan kodratmu.

Bila kau seorang Pemikir,
kau dapat menggapai Kesempurnaan Diri
dengan cara mengasah
kesadaranmu saja.

Bila kau seorang Pekerja,
kau harus menggapainya lewat Karya Nyata,
dengan menunaikan kewajibanmu,
serta melaksanakan tugasmu.

Dan, kau seorang Pekerja,
kau hanya dapat mencapai Kesempurnaan Hidup
lewat Kerja Nyata.
Itulah sifat-dasarmu, kodratmu.

Sesungguhnya tak seorang pun dapat
menghindari perkerjaan.
Seorang Pemikir pun sesungguhnya bekerja.
Pengendalian Pikiran – itulah pekerjaannya.

Bila pikiran masih melayang ke segala arah,
apa gunanya duduk diam dan menipu diri?
Lebih baik berkarya dengan pikiran terkendali.
Bekerjalah tanpa pamrih!

Hukum Sebab Akibat menentukan hasil
perbuatan setiap makhluk hidup.
Tak seorang pun luput darinya,
kecuali ia berkarya dengan semangat menyembah.

Alam Semesta tercipta “dalam”
semangat Persembahan.
Dan, “lewat” Persembahan pula
segala kebutuhan manusia terpenuhi.

Bila kau menjaga kelestarian lingkungan,
lingkungan pun pasti menjaga kelestarianmu.
Raihlah kebahagiaan tak terhingga dengan
saling “menyembah” – membantu dan melindungi.

Bila kau hanya berkarya demi kepentingan pribadi,
tak pernah berbagi dan tak peduli
terhadap alam yang senantiasa memberi;
maka seseungguhnya kau seorang maling.

Berkaryalah dengan semangat “menyembah”.
Persembahkan hasil pekerjaanmu pada Yang Maha Kuasa.
Dan, nikmati segala apa yang kau peroleh
dari-Nya sebagai Tanda Kasih-Nya!

Apa yang kau makan, menentukan kesehatan dirimu.
Dan, makanan berasal dari alam sekitarmu.
Bila kau menjaga kelestarian alam,
kesehatanmu pun akan terjaga – inilah Kesadaran.

Waspadai setiap tindakanmu.
Bertindaklah dengan penuh kesadaran.
Inilah Persembahan,
yang dapat mengantarmu pada Kepuasan Diri.

Bila kau puas dengan diri sendiri,
dan tidak lagi mencari kepuasaan
dari sesuatu di luar diri,
maka kau akan berkarya tanpa pamrih.

Sesungguhnya seorang Pekerja tanpa Pamrih
sudah tak terbelenggu oleh dunia.
Jiwanya bebas, namun ia tetap bekerja,
supaya orang laind apat mencontohinya.

Sesungguhnya tak ada sesuatu yang harus “Ku”-lakukan.
Namun, “Aku” tetap bekerja demi Keselarasan Alam.
Bila “Aku” berhenti bekerja, banyak yang akan mencontohi tindakan-“Ku”,
dan “Aku” akan menjadi sebab bagi kacaunya tatanan masyarakat.

Ketahuilah bahwa segala sesuatu terjadi atas Kehendak-Nya.
Tak seorang pun dapat menghindari pekerjaan,
kau akan didorong untuk menunaikan kewajibanmu.
Maka, janganlah berkeras kepala – bekerjalah!

Terpicu oleh hal-hal di luar,
panca-indera pun bekerja sesuai dengan kodrat mereka.
Janganlah kau terlibat dalam permainan itu.
Jadilah saksi, kau bukan panca-indera.

Berkat pengendalian diri bila inderamu
tak terpicu lagi oleh hal-hal luaran,
hendaknya kau tidak membingungkan mereka
yang belum dapat melakukan hal itu.
Biarlah mereka menghindari
pemicu di luar untuk mengendalikan diri.

Berkayalah demi “Aku” dengan
kesadaranmu terpusatkan pada-”Ku”,
bebas dari harapan dan ketamakan -
itulah Persembahan, Pengabdian.

Para bijak berkarya sesuai dengan sifat mereka,
kodrat serta kemampuan mereka.
Demikian mereka terbebaskan dari rasa gelisah,
dan mencapai kesempurnaan hidup.

Berkaryalah sesuai dengan kemampuan serta kewajibanmu.
Janganlah engkau sekadar ikut-ikutan memilih
suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan sifat dasarmu,
tidak sesuai dengan kemampuanmu.

Arjuna:
Aku memahami semua itu,
namun kadang tetap saja terpicu
untuk melakukan sesuatu yang tidak tepat.
Bagaimana mengatasi hal itu?

Krishna:
Ketahuilah terlebih dahulu penyebabnya -
yaitu “keinginan”, “ketamakan” dan
sifat dasar manusia yang membuatnya bekerja.
Manusia tak dapat berhenti bekerja.

Bila ia tidak bekerja tanpa pamrih,
Ia akan bekerja untuk memenuhi keinginannya.
Ketamakan melenyapkan kesadaran manusia,
akhirnya ia binasa terbakar oleh api nafsunya sendiri

Kunci keberhasilan manusia terletak pada pengedalian diri.
Bila terkendali oleh pancaindera kau pasti binasa.
Ketahuilah bahwa panca indera mengendalikan raga,
namun pikiran menguasai pancaindera.

Di atas pikiran adalah intelek,
kemampuanmu untuk membedakan tindakan
yang tepat dari yang tidak tepat – itulah Kesadaran.
Bertindakalah sesuai dengan kesadaranmu.

Dengan pengendalian diri dan bekerja sesuai dengan kesadaran,
segala keinginan dan ketamakan dapat kau lampaui.
Kemudian setiap pekerjaan menjadi persembahan
pada “Sang Aku” yang bersemayam dalam diri setiap makhluk.

Krishna:
Kau tidak berperang untuk memperebutkan kekuasaan;
kau berperang demi keadilan, untuk menegakkan Kebajikan.
Janganlah kau melemah di saat yang menentukan ini.
Bangkitlah demi bangsa, negeri, dan Ibu Pertiwi.

Arjuna:
Dan, untuk itu aku harus memerangi keluarga sendiri?
Krishna, aku bingung, tunjukkan jalan kepadaku.

Krishna:
Kau berbicara seperti seorang bijak,
namun menangisi sesuatu yang tak patut kau tangisi.
Seorang bijak sadar bahwa kelahiran dan kematian,
dua-duanya tak langgeng.

Jiwa yang bersemayam dalam diri setiap insan,
sungguhnya tak pernah lahir dan tak pernah mati.
Badan yang mengalami kelahiran dan kematian
ibarat baju yang dapat kau tanggalkan sewaktu-waktu
dan menggantinya dengan yang baru.
Perubahan adalah Hukum Alam – tak patut kau tangisi.

Suka dan duka hanyalah perasaan sesaat,
disebabkan oleh panca-inderamu sendiri
ketika berhubungan dengan hal-hal di luar diri.
Lampauilah perasaan yang tak langgeng itu.

Temukan Kebenaran Mutlak
di balik segala pengalaman dan perasaan.
Kebenaran Abadi, Langgeng
dan Tak Termusnahkan.

Segala yang lain diluar-Nya
sesungguhnya tak ada – tak perlu kau risaukan.

Temukan Kebenaran Abadi Itu,
Dia Yang Tak Terbunuh dan Tak Membunuh.
Dia Yang Tak Pernah Lahir dan Tak pernah Mati.
Dia Yang Melampaui Segala dan Selalu Ada.

Kau akan menyatu dengan-Nya,
bila kau menemukan-Nya.
Karena, sesungguhnya Ialah yang bersemayam
di dalam dirimu, diriku, diri setiap insan.

Maka, saat itu pula kau akan terbebaskan
dari suka, duka, rasa gelisah dan bersalah.

Kebenaran Abadi Yang Meliputi Alam Semesta,
tak terbunuh oleh senjata seampuh apapun jua.
Tak terbakar oleh api, tak terlarutkan oleh air,
dan tidak menjadi kering karena angin.

Sementara itu, wujud-wujud yang terlihat olehmu
muncul dan lenyap secara bergantian.
“Keberadaan” muncul dari “Ketiadaan”
dan lenyap kembali dalam “Ketiadaan”.

Jiwa tak berubah dan tak pernah mati;
hanyalah badan yang terus-menerus
mengalami kelahiran dan kematian.
Apa yang harus kau tangisi?

Badanmu lahir dalam keluarga para Satria,
ia memiliki tugas untuk membela negara dan bangsa.
Bila kau melarikan diri dari tanggungjawabmu,
kelak sejarah akan menyebutmu pengecut.

Bila kau gugur di medan perang,
kau akan mati syuhda, namamu tercatat sebagai pahlawan.
Dan, bila kau menang, rakyat ikut merayakan
menangnya Kebajikan atas kebatilan

Sesungguhnya kau tak perlu memikirkan
kemenangan dan kekalahan.
Lakukan tugasmu dengan baik.
Berkaryalah demi kewajibanmu.

Janganlah membiarkan pikiranmu bercabang,
bulatkan tekadmu, dan dengan
keteguhan hati, tentukan sendiri
jalan apa yang terbaik bagi dirimu.

Berkaryalah demi tugas dan kewajiban,
bukan demi surga, apa lagi kenikmatan dunia.
Janganlah kau merisaukan hasil akhir,
tak perlu memikirkan kemenangan maupun kegagalan.

Dengan jiwa seimbang,
dan tak terikat pada pengalaman
suka maupun duka,
berkaryalah dengan penuh semangat!

Bebaskan pikiranmu dari pengaruh luar;
dari pendapat orang tentang dirimu,
dan apa yang kau lakukan.
Ikuti suara hatimu, nuranimu.

Arjuna:
Bagaimana Krishna,
bagaimana mendengarkan suara hati?

Krishna:
Bebas dari segala macam keinginan
dan pengaruh pikiran,
kau akan mendengarkan dengan jelas
suara hatimu – itulah Pencerahan!

Saat itu, kau tak tergoyahkan lagi
oleh pengalaman duka,
dan tidak pula mengejar pengalaman suka.
Rasa cemas dan amarah pun terlampaui seketika.

Krishna:
Ia yang tercerahkan tidak menjadi girang
karena memperoleh sesuatu;
tidak pula kecewa bila tidak memperolehnya.
Dirinya selalu puas, dalam segala keadaan.

Pengendalian Diri yang sampurna
membuatnya tidak terpengaruh oleh
pemicu-pemicu di luar.
Ia senantiasa sadar akan Jati-Dirinya.

Krishna:
Keterlibatan panca-indera dengan
pemicu-pemicu di luar
menimbulkan kerinduan,
kemudian muncul keinginan.

Dan, bila keinginan tak terpenuhi,
timbul rasa kecewa, amarah.
Manusia tak mampu lagi membedakan
tindakan yang tepat dari yang tidak tepat.

Krishna:
Seorang bijak yang tercerahkan
terkendali panca-inderanya,
maka ia dapat hidup di tengah keramaian dunia,
dan tak terpicu oleh hal-hal diluar diri.

Demikian dengan keseimbangan diri,
ia menggapai kesadaran yang lebih tinggi.
Jiwanya damai, dan ia pun
memperoleh Kebahagiaan Kekal Sejati.

Krishna:
Pengendalian Diri menjernihkan pandangan manusia,
ia menggapai kesempunaan hidup.
Saat ajal tiba, tak ada lagi kekhawatiran baginya,
ia menyatu kembali dengan Yang Maha Kuasa.

(dari sebuah sumber)

"Perempuan-perempuan Petualang"

Foto ini aku buat sekitar akhir tahun 2003. Tepatnya di Tanjung Kodok sekitar pukul 17.00 sore. Kamera yang aku pakai masih analog 'Yasicha fx-2000' (bener gak ya serinya..??) lensa 35-70mm. Film kodak asa 200. Data teknisnya aku udah lupa. Waktu itu masih seneng-senengnya hunting. Untuk dapetin gambar ini aku sampe bela-belain turun ke bawah diantara karng pantai yang terjal dan licin.

16 November 2007

"PADI"

"Semakin berisi semakin menunduk....."
Itu adalah filosofi dari ilmu PADI. Dan group Band besar dari Surabaya ini selalu memiliki tempat tersendiri di hati para penikmat musik. Kharisma Fadly, Piyu dan kawan-kawan

mampu menciptakan lirik-lirik lagu yang selalu nyangkut dihati para pemuja cinta.

"Ashanty"







Namanya Tya, aku lupa nama lengkapnya..
Pemotretan ini aku lakukan di teras dan salah satu sudut ruang didalam rumahnya.

15 November 2007

"Al Akbar"

Ini adalah salah satu sudut di masjid Al Akbar Surabaya. Pada suatu sore menjelang magrib langit yang masih biru akan tampak menarik jika ditambah suasana lampu yang mulai dinyalakan. Pada saat-saat tertentu air mancur yang ada ditengah-tengah kolam depan masjid Agung Surabaya ini dinyalakan, dan terdapat lampu warna-warni dibawah kolamnya. Sayang waktu aku lagi motret air mancurnya tidak dinyalakan....

"Refleksi Rumah Tuhan"


Ini bukannya foto out focus atau bluring, tapi ini adalah refleksi masjid di Universitas Muhammadiyah Malang. Foto ini diambil dari pantulan tembok keramik salah satu bangunan di kota apel ini.

"Panen Ubur-ubur"


Para nelayan di Pantai Prigi kabupaten Trenggalek, pada bulan-bulan tertentu menikmati panen ubur-ubur. Salah satu aktivitas di Tempat Pelelangan Ikan pada musim ubur-ubur akan lebih banyak dipenuhi tangkapan binatang lunak ini. Dan bahkan disekitar area TPI dibangun petak-petak kolam untuk menampung tangkapannya yang satu ini. Foto ini aku buat sekitar jam 12.00 siang, panas banget.. Pake kamera analog Yasicha dengan lensa mata ikan sebagai filternya. (sebenere lensa mata ikannya gak cocok ama ukuran lensaku, jadi cuman dipegangi pake tangan trus ditaruh di depan lensa yang udah difokuskan. Hehehe.... "gak ada rotan, akarpun jadi"... sing penting "Tetep semangat dan terus eksperimen....!!!" )

14 November 2007

"Perempuan dan Anjingnya"

Mungkin Bromo adalah salahsatu tempat wajib dikunjungi para penghoby foto. Keindahan alam dan keunikan aktivitas penduduknya adalh momen yang sangat menarik untuk diabadikan dengan jepretan kamera. Salah satunya adalah perempuan tua penjual bunga edelweis ini. Setiap pagi perempuan ini selalu menjajakan dagangannya dengan ditemani seekor anjing peliharaannya.

"My First Silhouete"


Ini salah satu hasilku waktu pertama kali hunting sekitar akhir tahun 2001-an. Dengan Kamera analog film kodak asa 200. Aku lupa jenis kameranya apa, yang jelas lensanya pendek banget. Ini adalah penjual minuman yang biasa mangkal di lereng gunung Bromo. Bisa dibayangkan bagaimana antusiasnya orang yang baru pertama kali pegang kamera... Untuk mendapatkan objek ini aku harus sabar dan sambil terlentang menunggu datangnya momen yang tepat. Waktu itu sekitar pukul 04.30 pagi dengan suasana yang masih cukup gelap serta aroma tahi kuda yang sangat menyengat. Aku rela menunggu hingga matahari muncul tepat seperti yang aku inginkan.
Waktu aku cetak hasilnya aku lumayan ngerasa puas dan gak nyangka hasilnya bisa kayak gini. Ya.. ternyata gak sia-sia aku terlentang mengambil sudut pengambilan gambar low angle diantara tempat parkir kuda.

"Melaju Bersama Angin"

Meski postur tubuhnya mungil, tapi aksi sang crosser satu ini boleh dibilang luar biasa. Legenda tahun '90-an ini tak lain adalah Jhony Pranata.